Success isn't something that just happens - success is learned, success is practiced and then it is shared. Give thanks to the LORD. Alhamdulillah.....

Minggu, 16 Juni 2013

IPO anak usaha SSIA di Juni 2013.



PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan akan mendaftarkan anak usahanya, PT Nusa Raya Cipta, sebagai anggota bursa pada pertengahan tahun ini, listingnya pada Juni 2013. SSIA sudah mengajukan rencana Intial Public Offering (IPO) ini kepada otoritas bursa.

Sebagaimana diberitakan, SSIA berencana melepas 20%-30% saham Nusa Raya Cipta ke publik. Nilainya diproyeksikan mencapai Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar. Calon emiten ini akan menggunakan laporan keuangan 31 Desember 2012 sebagai acuan valuasi harga saham IPO. Sedangkan underwriter IPO ini adalah Ciptadana Sekuritas.

Saat ini, kata Yohanes, pihaknya sudah mengajukan permohonan pencatatan ke Bursa Efek Indonesia. Kemudian pada Rabu (13/3), SSIA berencana menggelar mini public expose di hadapan jajaran direksi BEI seputar kinerja perusahan.

SSIA menargetkan pendapatan Nusa Raya akan mencapai Rp 2 triliun sampai akhir 2012. Angka ini naik 26% dari hasil pendapatan 2011 yang berjumlah Rp 1,59 triliun.

Sepanjang tahun lalu, Nusa Raya Cipta mencapai kontrak baru sebesar Rp 2,5 triliun, dan kontrak yang sudah di tangan Rp 2 triliun.

Di tahun ini, SSIA optimis kontrak baru Nusa Raya bisa tumbuh. Sebab, sekarang saja Nusa Raya sudah mengantongi kontrak baru Rp 700 miliar. Manajemen mengklaim, Nusa Raya mempunyai keunggulan di bidang high rise building.

Beberapa proyek high rise building Nusa Raya antara lain apartemen Ciputra World II Mega Kuningan, Konimex 5 Natural Product Solo, Malang City Point, Mall Ciputra Citragan Cibubur, Grand Metropolitan Bekasi, dan The Rimba Hotel Jimbaran Bali.

Nusa Raya juga masuk ke segmen jalan tol seperti proyek jalan tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 km dengan total kontrak senilai Rp 7,7 triliun. Proyek ini dikerjakan dalam tiga tahun mulai Februari 2013.

Sementara itu, pernyataan pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa Keuangan akan dilakukan pada minggu terakhir bulan Maret 2013 ini.


(Sumber KONTAN).




bagaimana kita menyikapinya? Berikut saran seorang teman (JH) yang sudah malang-melintang didunia investasi saham di BEI tentang strategi untuk menghadapi saham IPO:


A. Penjelasan Umum:

1. Beberapa tahun terakhir ini, Indeks tertinggi terjadi bukan di bulan akhir tahun.

2. Berdasar pengamatan, saham-saham IPO yang agak sulit didapat, biasanya hari pertama perdagangan naik, lalu turun perlahan untuk deliveri barang. Memberi kesempatan untuk retail masuk, untuk kemudian swing naik kembali secara bertahap.

3.a. khusus IPO : harga < 200 Auto rejection 35%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 35%

3.b. khusus IPO : harga 200 s/d 5000 Auto rejection 25%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 25%

3.c. khusus IPO : harga > 5000 Auto rejection 20%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 20%


4.a Untuk IPO dimana underwriternya non BUMN (±) waran, biasanya nyaris mentok kanan hari pertama (harga perdana (±) 2x %Auto rejectionnya) untuk kemudian mereda dan maintained. Ini perlu dilihat emitennya apa, underwriternya siapa dan lead+konsorsiumnya siapa. Perhatikan rata-rata harga sejak IPO + top buyer sellernya.

4.b Untuk IPO dimana underwriternya BUMN, biasanya tidak mentok kanan atau kiri di hari pertama, tapi maintained (harga perdana (±) 1x %Auto rejectionnya).

5a. Untuk Emiten dengan 2 undewriter BUMN, yang IPO di Q1, Q2 dan Q3, biasanya harga perdana bergerak naik mencapai 100% kurang lebih 3 bulan.

200% kurang lebih 6 bulan.

5b. Untuk Emiten dengan 2 undewriter BUMN, yang IPO di Q4, biasanya harga perdana bergerak naik lebih lambat, butuh waktu lebih lama untuk mencapai lebih dr 100%, karena akan melalui masa-masa sulit dengan sideways market sampai Q1 (menunggu Annual report, Quarterly report, Performa Emiten, Expansi, dll di Q1).

5c. Untuk Emiten dengan 1 undewriter BUMN, biasanya dari harga perdana bergerak naik sangat lambat, butuh waktu minimal 6 bulan untuk mencapai 50%. Ini cocok untuk Investasi Long Term dengan deviden. Menunggu Annual report, Quarterly report, berita seputar industri/ sektornya, Performa Emiten, Expansi, dll untuk bergerak lebih tinggi.



B. Trading Plan :

Plan 1: Kalau retail hanya sedikit sekali dapat barang perdana, institusi dapat mayoritas n maintained. Cari Info : seputar perusahaan dan industrinya.

1. Hari pertama perdagangan di bursa, masuk 60% dari modal bertahap selama minggu pertama.

2. Akumulasi 20% dari modal setelah harga koreksi dari peak 1 dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound lagi). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 20%. Berita seputar emiten biasanya mulai muncul.

3. Akumulasi lagi 20% dari modal setelah harga koreksi dari peak selanjutnya dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound selanjutnya). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 50%.



Plan 2: Kalau retail dapat barang di harga perdana, suatu konsorsium dapet mayoritas n maintained. Cari Info : pemilik perusahaan, bisnis n orang2 di belakangnya.

1. Hari pertama perdagangan si bursa, masuk 40% dari modal bertahap selama minggu pertama.

2. Akumulasi 20% dari modal saat harga koreksi dari peak dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound lagi). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 20%. Berita seputar emiten biasanya mulai muncul.

3. Akumulasi lagi 20% dari modal saat harga koreksi dari peak selanjutnya dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound selanjutnya). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 50%.

4. Sisa modalnya 20% masuk lagi kira2 bbrp bulan kedepan (minimal 3 bulan kedepan).


Kalau mau trading, coba dengan lepas 50% di market, sisakan 50% di sarangnya, kecuali emiten gak beres atau makro ekonomi bearish, boleh jual semua.



Plan 3:

1. Kalau retail dapat barang banyak di harga perdana dengan atau tanpa waran + emiten tidak "mampu" maintain. Sell on Strength hitungan 10 jari di sesi pertama awal perdagangan emiten tsb di bursa. Yakin nih ga mau jual..?? Up to U...


Semoga bermanfaat. Salam.




Tidak ada komentar: