Success isn't something that just happens - success is learned, success is practiced and then it is shared. Give thanks to the LORD. Alhamdulillah.....

Jumat, 28 Juni 2013

WINDOW DRESSING.



Menjelang akhir tahun seringkali menjadi momen yang ditunggu-tunggu kalangan pelaku bursa saham. Inilah waktu untuk memoles diri sehingga bisa tampil sedikit lebih cantik. Tidak hanya bagi emiten, tetapi juga para fund manager. Caranya adalah lewat window dressing. Bagaimana investor menyikapi fenomena Window Dressing ini? Baca artikel ini untuk mengetahuinya.


Apa itu Window Dressing? 

Fenomena Window Dressing adalah suatu kondisi dimana harga saham di bursa cenderung menguat jelang pergantian tahun. Akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh Fund Manager untuk meningkatkan kinerja portofolionya. Singkatnya supaya rapornya bagus. Windows dressing juga dilakukan emiten dalam mempercantik laporan keuangannya. Dalam pengertian ini, Windows dressing sebenarnya bisa terjadi pada setiap kuartal, saat laporan keuangan kuartalan keluar. Tetapi efek paling besar terjadi pada akhir tahun, saat tutup buku. Karena itu investor cenderung menyebut Window Dressing adalah fenomena menjelang akhir tahun. Selain itu ada kemungkinan pula, kenaikan berlanjut sampai Januari (disebut January Effect).


Apakah Window Dressing benar terjadi? 

Window Dressing selain dipicu oleh usaha dari para emiten dan Manajer Investasi yang ingin mempercantik kinerjanya, secara psikologis investor juga mempengaruhi. Faktor self-fulfilling prophecy (kebiasaan umum yang dipercaya terjadi) pun juga menambah kuatnya peluang window dressing di akhir tahun.

Dari data IHSG secara historis, selama periode 1999-2011 saya menemukan bahwa di akhir tahun IHSG cenderung naik di akhir tahun. Perhatikan tabel di bawah. Hanya di tahun 2000 dan 2001 saja IHSG tidak menguat di bulan Desember. Tingkat kenaikannnya memang bervariasi, dari sekitar 2% sampai 14%.


Bagaimana kita menyikapi fenomena Window Dressing?

Dari data di atas memang terlihat bahwa menjelang akhir tahun IHSG cenderung meningkat. Dengan memanfaatkan fenomena Window Dressing investor bisa mendapatkan keuntungan investasi dalam jangka pendek. Dengan kata lain, jika investor berinvestasi pada akhir November 2010 dan menjualnya pada Akhir Desember 2010, besar kemungkinan investor akan memperoleh keuntungan.

Meski begitu, ketika terjadi fenomena window dressing bukan berarti investor bisa membeli sembarang saham tanpa mempertimbangkan kondisi fundamental perusahaannya. Data di atas hanya memperlihatkan fenomena di IHSG, bukan per saham. Karena itu kita harus mencermati saham yang kita pilih. Windows dressing terjadi di IHSG, bukan berarti terjadi pada semua saham. Pemilihan saham yang salah juga dapat menyebabkan kerugian


Berikut adalah beberapa tips bila Anda ingin memanfaatkan Window Dressing di penghujung tahun:

1. Sebaiknya Anda tetap mempertimbangkan faktor fundamental dari saham yang akan dibeli. Jika Window Dressing tidak terjadi pada saham yang dibeli, Anda masih bisa memegangnya tanpa perlu terlalu kuatir. Jika sewaktu-waktu terkoreksi kembali, saham yang memiliki fundamental kuat umumnya memiliki daya tahan yang lebih kuat.

2. Investor sebaiknya memilih saham yang menjadi pendorong utama indeks. Biasanya saham penggerak indeks adalah bluechips atau perusahaan berkapitalisasi besar.

3. Sebaiknya tetap konfirmasikan dengan Analisis Teknikal atau dalam arti cari saham yang dalam kondisi cenderung naik. 

4. Belum tentu Window Dressing terulang kembali. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin berspekulasi di penghujung tahun, disarankan untuk tetap berhati-hati. Gunakan alokasi dana yang memang untuk spekulasi, bukan dana utama investasi.Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.



Selamat berinvestasi.



Rabu, 19 Juni 2013

Sistem Trading Pak Busur (Darvaser).




Hari ini saya ingin sedikit mereview artikel Budi Suryono tentang darvas, How To Exit The Market.

Saya hampir 100% setuju dengan beliau dan senang dengan gayanya yang ceplas ceplos, disiplin, dan berani menanggung resiko. Masuk market adalah hal yang sangat mudah dilakukan. Yang sulit adalah keluarnya.


Budi Suryono memberikan saya inspirasi yang jelas dan nyata untuk memilih gaya trading dan investasi sesuai dengan karakter masing-masing pribadi. Punya gaya, tidak mudah terpengaruh, dan terus konsisten dengan komitmen yang dibuat. 

Apa sih yang unik dengan trading style Budi Suryono?

Budi suryono yang juga akrab dipanggil dengan Busur, adalah seorang darvasian, buyer di harga tinggi, suka cutloss, tidak avg down,tapi di avg up, tidak buy waktu downtrend, tapi buy waktu uptrend, seneng banget kalau ada yang new fresh price, Buy di Break Out.

Saya sangat tertarik dengan gaya exit Busur yang sangat detail, dan nampaknya beliau sangat konsisten dengan aturan yang di pakai. 

1. Exit kalau loss, batasi loss 5-7% dari buying cost, bila mencapai angka tsb exit cepat, pengalaman saya saham yang turun lebih dari 5% lebih lama baliknya.Exit dulu lebih mudah, perkara balik beli lagi gampang di higher price dan probability sukses pembelian kedua-ke tiga untuk saham yang sama biasanya lebih baik. Cepet cutloss jika harga melawan, lupakan harapan, jual dan lupakan, nice..... 

2. Kalau sudah running profit di bawah 5 % just let it be, taking profit plan di bawah 5 % dengan risk 5-7% nggak make sense kecuali situasi khusus (seperti general market is very bad) Keep hold. Tunggu trigger up atau down bener terjadi. Pilihannya hanya loss or win.

3. Kalau lolos 5% profit, mulai mikir bagaimana exitnya, idenya adalah bukan sell at TOP, tapi catch easy and big part of the upswing yang bisa dilakukan sbb :

a. Setelah lewat 5 % profit saham akan rally ,make new high every day, hold, sit tight, watch volatility (Volatility yang saya maksud adalah (Highest of the day - Lowest of the day), kalau volatility one day > 10 % siap2 exit:
- kalau closing of the day kira2 deket high, bisa dijual besoknya (ada dua pilihan, kalau masih hijau hold dulu, jual di siang atau menjelang penutupan, kalau merah jual langsung di paginya)
- kalau closing of the day kira2 setengah antara high- low of the day ,jual hari itu menjelang market closing.


b. Atau kalau selama rally nggak ada one day volatility >10%, sell at new low (saya selalu buy on new high kenapa nggak sell di new low?) sebagai trailing stop, tracking every day low sebagai trailing stop, kalau keesokan ketemu new low, jual di harga itu.

Gaya trading yang sangat cerdik. Buy at high, not sell at top.

Idenya :

Saat saham mulai rally, tidak dijual dulu. Jual saat ramai, volatilitas harga tinggi.

Kalau candlenya moburuzu, keep lagi, siap jual besok, kalo sudah doji, sell at close.

Pilihan lain trailing stop saat membuat new low. 

Ini adalah ilmu yang berharga untuk kita yang sedang mencari trading style.

Good Luck!!





Minggu, 16 Juni 2013

IPO anak usaha SSIA di Juni 2013.



PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan akan mendaftarkan anak usahanya, PT Nusa Raya Cipta, sebagai anggota bursa pada pertengahan tahun ini, listingnya pada Juni 2013. SSIA sudah mengajukan rencana Intial Public Offering (IPO) ini kepada otoritas bursa.

Sebagaimana diberitakan, SSIA berencana melepas 20%-30% saham Nusa Raya Cipta ke publik. Nilainya diproyeksikan mencapai Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar. Calon emiten ini akan menggunakan laporan keuangan 31 Desember 2012 sebagai acuan valuasi harga saham IPO. Sedangkan underwriter IPO ini adalah Ciptadana Sekuritas.

Saat ini, kata Yohanes, pihaknya sudah mengajukan permohonan pencatatan ke Bursa Efek Indonesia. Kemudian pada Rabu (13/3), SSIA berencana menggelar mini public expose di hadapan jajaran direksi BEI seputar kinerja perusahan.

SSIA menargetkan pendapatan Nusa Raya akan mencapai Rp 2 triliun sampai akhir 2012. Angka ini naik 26% dari hasil pendapatan 2011 yang berjumlah Rp 1,59 triliun.

Sepanjang tahun lalu, Nusa Raya Cipta mencapai kontrak baru sebesar Rp 2,5 triliun, dan kontrak yang sudah di tangan Rp 2 triliun.

Di tahun ini, SSIA optimis kontrak baru Nusa Raya bisa tumbuh. Sebab, sekarang saja Nusa Raya sudah mengantongi kontrak baru Rp 700 miliar. Manajemen mengklaim, Nusa Raya mempunyai keunggulan di bidang high rise building.

Beberapa proyek high rise building Nusa Raya antara lain apartemen Ciputra World II Mega Kuningan, Konimex 5 Natural Product Solo, Malang City Point, Mall Ciputra Citragan Cibubur, Grand Metropolitan Bekasi, dan The Rimba Hotel Jimbaran Bali.

Nusa Raya juga masuk ke segmen jalan tol seperti proyek jalan tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 km dengan total kontrak senilai Rp 7,7 triliun. Proyek ini dikerjakan dalam tiga tahun mulai Februari 2013.

Sementara itu, pernyataan pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa Keuangan akan dilakukan pada minggu terakhir bulan Maret 2013 ini.


(Sumber KONTAN).




bagaimana kita menyikapinya? Berikut saran seorang teman (JH) yang sudah malang-melintang didunia investasi saham di BEI tentang strategi untuk menghadapi saham IPO:


A. Penjelasan Umum:

1. Beberapa tahun terakhir ini, Indeks tertinggi terjadi bukan di bulan akhir tahun.

2. Berdasar pengamatan, saham-saham IPO yang agak sulit didapat, biasanya hari pertama perdagangan naik, lalu turun perlahan untuk deliveri barang. Memberi kesempatan untuk retail masuk, untuk kemudian swing naik kembali secara bertahap.

3.a. khusus IPO : harga < 200 Auto rejection 35%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 35%

3.b. khusus IPO : harga 200 s/d 5000 Auto rejection 25%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 25%

3.c. khusus IPO : harga > 5000 Auto rejection 20%, Auto Rejection IPO (-/+) 2x 20%


4.a Untuk IPO dimana underwriternya non BUMN (±) waran, biasanya nyaris mentok kanan hari pertama (harga perdana (±) 2x %Auto rejectionnya) untuk kemudian mereda dan maintained. Ini perlu dilihat emitennya apa, underwriternya siapa dan lead+konsorsiumnya siapa. Perhatikan rata-rata harga sejak IPO + top buyer sellernya.

4.b Untuk IPO dimana underwriternya BUMN, biasanya tidak mentok kanan atau kiri di hari pertama, tapi maintained (harga perdana (±) 1x %Auto rejectionnya).

5a. Untuk Emiten dengan 2 undewriter BUMN, yang IPO di Q1, Q2 dan Q3, biasanya harga perdana bergerak naik mencapai 100% kurang lebih 3 bulan.

200% kurang lebih 6 bulan.

5b. Untuk Emiten dengan 2 undewriter BUMN, yang IPO di Q4, biasanya harga perdana bergerak naik lebih lambat, butuh waktu lebih lama untuk mencapai lebih dr 100%, karena akan melalui masa-masa sulit dengan sideways market sampai Q1 (menunggu Annual report, Quarterly report, Performa Emiten, Expansi, dll di Q1).

5c. Untuk Emiten dengan 1 undewriter BUMN, biasanya dari harga perdana bergerak naik sangat lambat, butuh waktu minimal 6 bulan untuk mencapai 50%. Ini cocok untuk Investasi Long Term dengan deviden. Menunggu Annual report, Quarterly report, berita seputar industri/ sektornya, Performa Emiten, Expansi, dll untuk bergerak lebih tinggi.



B. Trading Plan :

Plan 1: Kalau retail hanya sedikit sekali dapat barang perdana, institusi dapat mayoritas n maintained. Cari Info : seputar perusahaan dan industrinya.

1. Hari pertama perdagangan di bursa, masuk 60% dari modal bertahap selama minggu pertama.

2. Akumulasi 20% dari modal setelah harga koreksi dari peak 1 dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound lagi). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 20%. Berita seputar emiten biasanya mulai muncul.

3. Akumulasi lagi 20% dari modal setelah harga koreksi dari peak selanjutnya dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound selanjutnya). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 50%.



Plan 2: Kalau retail dapat barang di harga perdana, suatu konsorsium dapet mayoritas n maintained. Cari Info : pemilik perusahaan, bisnis n orang2 di belakangnya.

1. Hari pertama perdagangan si bursa, masuk 40% dari modal bertahap selama minggu pertama.

2. Akumulasi 20% dari modal saat harga koreksi dari peak dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound lagi). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 20%. Berita seputar emiten biasanya mulai muncul.

3. Akumulasi lagi 20% dari modal saat harga koreksi dari peak selanjutnya dan tidak bergerak (sideways) beberapa hari utk membentuk kaki2 kuat (masa-masa capek nunggu rebound selanjutnya). Biasanya koreksi ini tidak lebih rendah dari harga perdana + 50%.

4. Sisa modalnya 20% masuk lagi kira2 bbrp bulan kedepan (minimal 3 bulan kedepan).


Kalau mau trading, coba dengan lepas 50% di market, sisakan 50% di sarangnya, kecuali emiten gak beres atau makro ekonomi bearish, boleh jual semua.



Plan 3:

1. Kalau retail dapat barang banyak di harga perdana dengan atau tanpa waran + emiten tidak "mampu" maintain. Sell on Strength hitungan 10 jari di sesi pertama awal perdagangan emiten tsb di bursa. Yakin nih ga mau jual..?? Up to U...


Semoga bermanfaat. Salam.




Sabtu, 15 Juni 2013

Psikology Market



When to BUY and SELL, Candlesticks can TELL.

• Metode ini tercatat dimulai pada tahun 1600-an, digunakan oleh petani beras Jepang untuk memonitor dan memprediksi harga pasar.

• Pedagang terkenal bernama Homma (beliau sangat memperhatikan hubungan antara supply/demand), dan menemukan bahwa market sangat dipengaruhi oleh emosi.


•  Diperkenalkan pada tahun 1990 ke negara Barat oleh Steve Nison, seorang analis perintis Candlestick yang populer.













































































Jumat, 14 Juni 2013

It's Mine.


CENT (Centrin Online Tbk).

Open 260.
High  325 (AR).
Low  265.
Close 315 (+ 21.15%).

Buy di Break Fractal 295.
Cut Loss di 270.








AKRA (AKR Corporindo Tbk).

Open 4950.
High  5100.
Low   4950.
Close 5100 (+ 4.08%).

Buy di 5000.
Cut Loss 4850.







SSIA (Surya Semesta Internusa Tbk).

Open 1320.
High  1310.
Low  1230.
Close 1290 ( + 6.61%).

Buy di 1260.
Cut Loss di 1180.









Saham Blue Chips Up Date.


Salam Winner,

BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Open 7400.
High  7850.
Low  7500.
Close 7850 (+ 6.08%).







BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Open 8900.
High  9600.
Low  9100.
Close 9450 (+ 6.17%).








TLKM (Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Open 10.200.
High  10.850.
Low  10.300.
Close 10.550 (+3.43%).





BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Open 4450.
High  4775.
Low   4550.
Close 4700 (+ 5.61%).






PGAS (Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Open 5150.
High  5400.
Low   5200.
Close 5300 (+ 2.91%).






SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Open  16.700.
High   17.650.
Low    16.800.
Close 17.600 (+ 5.38%).











IHSG Up Date.


Salam Winner,

Hari ini IHSG close di 4,760 (+3.32%).

Kenaikan IHSG di pimpin oleh saham-saham Blue Chips yang rebound sehingga IHSG mampu mantul dari area MA 200-nya. Happy Cuan!!





Net Foreign Transaction.







Kamis, 13 Juni 2013

AALI (Astra Agro Lestari Tbk).


Request mas Bobby.

Jika sudah buy AALI, jangan lupa pasang cutloss, berjaga-jaga untuk mengamankan modal. jika AALI bisa break ke 22.350 dengan volume yang konfirm, artinya down trend akan patah berganti menjadi up trend dan jangan lupa di Average-up. Good Luck!!






Saham Blue Chip.

How low can u go.

Sebagian besar saham Blue Chip sudah berada di area sekitar MA200, area dimana Long Term investor mempertimbangkan mulai membeli. konfirmasi beli apabila  harga di atas garis MA200. Beberapa saham Blue Chip diantaranya:


BBRI ( Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk).





BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk).




TLKM (Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk).




BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk).


\


PGAS (Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk).




SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk).









Rabu, 12 Juni 2013

IHSG Up date.




Alhamdulillaahh...  IHSG Teknikal Rebound, mental di MA 200. semoga besok tidak bikin "New Low".



CTRA ( Citra Development Tbk).

Open 1200.
Close 1340.
High  1340.
Low  1160.
Hari ini Teknikal Rebound +11.6%




WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk).

Open 2125.
Close 2300.
High  2325.
Low   2050.
Hari ini Teknikal Rebound +8.2%.




ADHI (Adhi Karya (Persero) Tbk).

Open 3275.
Close 3450.
High  3475.
Low  3100.
Hari ini Teknikal Rebound + 5.3%